
Pura Gunung Kawi Sebatu – Pulau Bali, sebuah surga tropis yang tak terlupakan. Selain keindahan pantainya yang memukau dan wisata kuliner yang lezat, Bali juga terkenal dengan keberadaan puranya yang memikat hati. Di hampir setiap sudut pulau ini, pura-pura suci berdiri kokoh, menjadi tempat suci bagi umat Hindu untuk bersembahyang dan berkomunikasi dengan dewa-dewa. Tidak heran jika Bali diberi julukan “Pulau Seribu Pura”. Dan jika Anda mencari pura yang megah dengan sejarah yang kaya, Pura Gunung Kawi Sebatu di Gianyar, Bali adalah pilihan yang tepat.
Wisata Alam Lainnya:
Review Pura Gunung Kawi Sebatu Gianyar
Pura Gunung Kawi Sebatu, terletak di Gianyar, adalah tempat suci yang penuh makna bagi umat Hindu. Berdiri di tengah-tengah hutan dan tebing, pura ini menawarkan suasana yang sejuk dan asri. Dengan luas sekitar 5.000 meter persegi, Tempat ini termasuk dalam kategori pura “Dhang Kahyangan”, yang berarti semua umat Hindu di Bali diperbolehkan untuk bersembahyang di sini tanpa memandang kasta.
Begitu memasuki area pura, Anda akan terpesona oleh kemegahan bangunan pura dan tata letaknya. Air suci mengalir melalui mata air dan pancuran yang menghiasi lingkungan pura ini, sebagai bentuk penghormatan kepada Hyang Wisnu. Seperti pura-pura lain di Bali, Pura Gunung Kawi Sebatu mengikuti sistem Tri Mandala yang terdiri dari tiga bagian, yaitu jaba pura, jaba tengah, dan jeroan.
Di jaba pura, Anda akan menemukan wantilan, sebuah paviliun besar yang biasanya digunakan untuk pertemuan orang banyak. Selain itu, ada juga perantenan atau dapur serta Pelinggih Ngaskara Kajang. Anda juga akan melihat kolam dengan pancuran air yang disebut Genah Panglukatan, tempat untuk melukat atau membersihkan diri secara spiritual. Di sebelah kolam ini terdapat Pelinggih Batara Gangga. Kolam ini tersedia bagi siapa saja yang ingin melaksanakan kegiatan melukat.
Ketika Anda memasuki jaba tengah, mata Anda akan disuguhkan dengan pemandangan Bale Patok yang berada di tengah-tengah area tersebut. Di sisi kirinya, terdapat Bale Paselang, sementara di sisi kanan terdapat Bale Agung. Di sebelah kiri jaba tengah, terdapat sebuah kolam dengan pancuran air yang dipercaya menjadi yang paling disucikan. Hanya pemangku dan pendeta yang diperbolehkan menyentuh air kolam ini.
Tiket Masuk dan Lokasi
Untuk dapat mengunjungi Pura Gunung Kawi Sebatu, Anda perlu membayar tiket masuk dengan harga yang terjangkau. Harga tiket masuk (HTM) untuk orang dewasa adalah Rp 15.000, sedangkan untuk anak-anak adalah Rp 8.000. Penting untuk diketahui bahwa 60% dari retribusi tiket masuk masuk ke Kabupaten Gianyar dan sisanya, 40%, masuk ke Desa Sebatu. Dengan membayar tiket masuk, Anda turut berkontribusi dalam pengelolaan objek wisata ini.
Lokasi wisata ini terletak di Jl. Raya Biyad, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia. Jika Anda masih bingung menemukan lokasinya, Anda dapat mencari “Wisata Pura Gunung Kawi Sebatu” di Google Maps. Dengan bantuan aplikasi tersebut, Anda akan dengan mudah menemukan arah ke tempat yang Anda cari.
Peta Lokasi
Sejarah dan Makna Pura Gunung Kawi Sebatu
Pembangunan Pura Gunung Kawi Sebatu dilakukan antara abad ke-13 hingga abad ke-15. Pura ini memiliki makna yang dalam dalam sejarah dan budaya Bali. Nama Pura Gunung Kawi Sebatu memiliki arti “Gunung” dan “Kawi= dibuat”, serta “Sebatu” yang merujuk pada nama desa tempat pura ini dibangun.
Pura Gunung Kawi Sebatu termasuk dalam kategori “Dhang Kahyangan”, yang memungkinkan semua umat Hindu di Bali untuk beribadah di sini. Pura-pura di Bali memiliki kategori yang berbeda-beda, seperti pura yang hanya boleh digunakan oleh kasta tertentu atau desa tertentu. Namun, Pura Gunung Kawi Sebatu menerimaumat Hindu dari seluruh Bali.
Pura ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menarik wisatawan dengan keindahan alamnya. Terdapat pancuran air suci di dalam kompleks pura yang digunakan oleh masyarakat untuk melukat atau mandi penyucian. Dipercaya bahwa melukat di pancuran ini akan mendatangkan berkah dari para dewa. Di halaman pura, terdapat kolam besar yang dihuni oleh ratusan ikan koi dengan berbagai jenis dan ukuran, serta ribuan ikan kecil lainnya yang berenang dengan riang.
Struktur dan Bagian Pura Gunung Kawi Sebatu
Pura Gunung Kawi Sebatu memiliki struktur yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu jaba pura, jaba tengah, dan jeroan. Setiap bagian ini memiliki peranan dan ciri khasnya sendiri dalam konteks keagamaan dan arsitektur pura.
1. Jaba Pura:
Bagian pertama dari pura ini adalah jaba pura, yang merupakan area pekarangan pura. Di sini, Anda akan menemukan beberapa bangunan penting dan fasilitas yang digunakan dalam kegiatan keagamaan dan sosial di pura ini. Beberapa elemen yang terdapat di jaba pura antara lain:
Wantilan: Wantilan adalah sebuah paviliun besar yang sering digunakan untuk pertemuan, acara, dan upacara keagamaan yang melibatkan banyak orang. Bangunan ini memiliki atap yang indah dan merupakan tempat di mana orang berkumpul dan berinteraksi.
- Perantenan atau Dapur: Perantenan adalah tempat di mana persiapan makanan untuk upacara keagamaan dilakukan. Di sini, umat Hindu mempersiapkan makanan khusus yang akan dipersembahkan kepada dewa.
- Pelinggih Ngaskara Kajang: Pelinggih Ngaskara Kajang adalah sebuah tempat suci kecil yang digunakan untuk bersembahyang dan memberikan persembahan kepada dewa-dewa. Tempat ini dianggap sebagai titik fokus spiritual dalam jaba pura.
2. Jaba Tengah:
Bagian kedua dari pura ini adalah jaba tengah, yang merupakan area tengah atau pusat dari kompleks pura. Di sini, terdapat berbagai bangunan dan tempat penting yang memiliki peranan dalam upacara keagamaan. Beberapa elemen yang terdapat di jaba tengah antara lain:
- Bale Patok: Bale Patok adalah sebuah bangunan yang terletak di tengah-tengah area jaba tengah. Bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat upacara dan kegiatan keagamaan.
- Bale Paselang: Bale Paselang adalah sebuah bangunan yang terletak di sisi kiri jaba tengah. Biasanya, bangunan ini digunakan untuk menyimpan perlengkapan dan perlombaan yang berkaitan dengan upacara keagamaan.
- Bale Agung: Bale Agung adalah sebuah bangunan yang terletak di sisi kanan jaba tengah. Bangunan ini memiliki fungsi penting sebagai tempat pemujaan dan persembahan kepada dewa-dewa.
3. Jeroan:
Bagian ketiga dan terakhir dari pura ini adalah jeroan, yang merupakan area paling dalam dan suci dalam kompleks pura. Di sini, umat Hindu melakukan berbagai ritual dan upacara keagamaan yang sangat sakral. Beberapa elemen yang terdapat di jeroan antara lain:
- Tempat Sesajen: Tempat sesajen adalah tempat di mana umat Hindu meletakkan persembahan berupa makanan, bunga, dan perlengkapan keagamaan lainnya kepada dewa-dewa.
- Paruman: Paruman adalah area di mana upacara penyucian dilakukan. Di sini, umat Hindu membersihkan diri mereka sebelum bersembahyang.
- Tepasana: Tepasana adalah tempat duduk yang digunakan oleh pemimpin upacara keagamaan dan pendeta selama pelaksanaan ritual.
- Pelinggih Batara Gunung Kawi: Pelinggih Batara Gunung Kawi adalah tempat suci yang dipersembahkan kepada dewa Batara Gunung Kawi, yang merupakan salah satu dewa yang disembah di pura ini.
Seluruh struktur dan bagian pura ini menggambarkan tata letak dan sistem keagamaan yang khas dalam tradisi Hindu Bali. Dengan keindahan arsitektur dan keberadaan tempat-tempat suci ini, Pura Gunung Kawi Sebatu menjadi tempat yang dihormati dan disakralkan oleh umat Hindu dan juga menarik minat wisatawan yang tertarik dengan warisan budaya dan spiritual Bali.
Kolam Ikan Koi dan Larangan Memasuki Pura
1. Kolam Ikan Koi
Salah satu daya tarik utama Pura Gunung Kawi Sebatu adalah keberadaan kolam ikan koi yang menakjubkan. Di halaman pura, terdapat kolam yang berukuran besar yang dihuni oleh ratusan ikan koi dengan berbagai jenis dan ukuran. Selain ikan koi, terdapat juga ribuan ikan kecil lainnya yang berenang dengan riang di dalam kolam ini.
Ikan koi memiliki makna khusus dalam tradisi dan kepercayaan Hindu. Dalam agama Hindu, ikan koi melambangkan keberanian, kemakmuran, dan kekuatan spiritual. Ikan koi yang hidup di kolam ini dianggap keramat oleh umat Hindu, dan mereka memberikan persembahan dan penghormatan kepada ikan-ikan tersebut sebagai bentuk ketaatan spiritual.
Wisatawan yang mengunjungi Pura Gunung Kawi Sebatu dapat menikmati keindahan kolam ikan koi ini. Anda dapat melihat ikan koi yang berenang dengan indah, mengagumi warna-warni mereka, dan merasakan kedamaian yang disuguhkan oleh suasana sekitar. Kolam ikan koi menjadi salah satu atraksi yang memperkaya pengalaman wisata spiritual di pura ini.
2. Larangan Memasuki Pura
Saat mengunjungi Pura Gunung Kawi Sebatu, penting untuk mematuhi aturan dan tata krama yang berlaku di tempat suci ini. Salah satu larangan yang perlu diingat adalah larangan bagi wanita yang sedang dalam masa menstruasi untuk memasuki pura. Ini merupakan bagian dari tradisi dan kepercayaan agama Hindu.
Larangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa wanita yang sedang menstruasi dianggap sedang dalam keadaan tidak suci atau “rujak”. Selama masa ini, wanita dianggap sedang menjalani proses penyucian dan energi kehidupan yang ada pada mereka sedang berubah. Oleh karena itu, mereka tidak diperbolehkan memasuki area pura yang dianggap suci.
Larangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan kebersihan tempat suci, serta menjaga keseimbangan energi spiritual di dalam pura. Penting untuk menghormati larangan ini dan memahami bahwa mereka merupakan bagian dari tradisi dan keyakinan agama Hindu yang dijunjung tinggi oleh umat Hindu di Bali.
Dalam kunjungan ke Pura Gunung Kawi Sebatu, para wisatawan diharapkan untuk menghormati dan menjaga tata krama. Memakai pakaian yang sopan dan menghormati aturan adat akan mencerminkan rasa penghormatan kita terhadap tempat suci ini dan budaya Bali secara keseluruhan.
Fasilitas di Pura Gunung Kawi Sebatu
Pura Gunung Kawi Sebatu menyediakan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Anda dapat menggunakan area parkir kendaraan yang tersedia di dekat pura. Pura ini juga dilengkapi dengan tempat ibadah untuk umat Hindu, kamar mandi, serta tempat istirahat. Jika Anda merasa lapar setelah berkeliling, Anda dapat mencari warung makan di sekitar pura untuk menikmati hidangan lokal.
Transportasi ke Pura Gunung Kawi Sebatu
Bagi wisatawan yang berasal dari kota Gianyar, mencapai lokasi tidaklah sulit. Namun, bagi wisatawan dari luar kota, bahkan luar negeri, mungkin akan merasa cemas dan khawatir tersesat. Namun, jangan khawatir, ada beberapa solusi untuk mencapai tujuan Anda dengan aman.
Jika Anda memiliki kendaraan pribadi seperti mobil atau motor, Anda dapat menggunakan panduan arah di Google Maps yang terpasang di smartphone Anda. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, perjalanan Anda akan menjadi lebih nyaman dan fleksibel.
Namun, jika Anda menggunakan kendaraan umum seperti bis atau angkutan lainnya, itu bukanlah masalah besar. Anda dapat berhenti di Kecamatan Tegallalang dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek atau kendaraan pribadi menuju Desa Sebatu, hingga akhirnya sampai di lokasi Pura Gunung Kawi Sebatu.
Saran dan Tips
Sebelum Anda mengunjungi Pura Gunung Kawi Sebatu, ada beberapa saran dan tips yang perlu Anda pertimbangkan. Pertama, periksa cuaca terlebih dahulu untuk memastikan cuaca yang baik. Persiapkan keperluan Anda, seperti membawa bekal dan air minum. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen indah bersama keluarga atau teman-teman Anda.
Selain itu, penting untuk menghormati aturan dan tata krama saat mengunjungi pura ini. Memakai pakaian yang sopan dan menjaga tata krama adalah sikap yang sangat dihargai. Wanita yang sedang dalam masa menstruasi dilarang memasuki pura, sesuai dengan kepercayaan dan tradisi agama Hindu.
Kesimpulan
Pura Gunung Kawi Sebatu adalah salah satu pura yang megah dan penuh makna di Gianyar, Bali. Dengan suasana yang sejuk dan asri, pura ini menjadi tempat yang tepat untuk beribadah dan merenung. Dengan fasilitas yang memadai dan lokasi yang mudah dijangkau, Wisata ini menawarkan pengalaman spiritual dan wisata yang tak terlupakan bagi pengunjungnya.
FAQs
1. Apa yang membuat Pura Gunung Kawi Sebatu unik?
Tempat wisata alam ini unik karena kombinasi antara keindahan alamnya yang menakjubkan dan keberadaan air suci serta kolam ikan koi yang keramat.
2. Berapa harga tiket masuk untuk mengunjungi wisata alam ini?
Harga tiket masuk untuk orang dewasa adalah Rp 15.000, sedangkan untuk anak-anak adalah Rp 8.000.
3. Apakah larangan memasuki pura hanya berlaku bagi wanita yang sedang menstruasi?
Ya, sesuai dengan tradisi agama Hindu, wanita yang sedang dalam masa menstruasi dilarang memasuki pura.
4. Bagaimana cara mencapai lokasi jika saya tidak memiliki kendaraan pribadi?
Anda dapat menggunakan kendaraan umum seperti bis atau angkutan lainnya untuk mencapai Kecamatan Tegallalang, kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek atau kendaraan pribadi ke Desa Sebatu, hingga akhirnya sampai di Pura Gunung Kawi Sebatu.
5. Apa yang membuat Pura Gunung Kawi Sebatu menjadi tempat ibadah yang populer bagi umat Hindu Bali?
Tempat wisata alam ini memiliki sejarah dan makna yang kaya, serta menawarkan suasana spiritual yang khusyuk bagi umat Hindu untuk beribadah dan melaksanakan tradisi keagamaan mereka.