Arjuno Via Lawang Jalur Pendakian Paling Favorit

Arjuno Via Lawang

Arjuno via Lawang merupakan salah satu rute pendakian gunung Arjuno yang melalui sisi timur, tepatnya di desa Wonorejo.

Jalur pendakian yang melewati Arjuno via Lawang terletak di desa Wonorejo yang mempesona. Desa ini didominasi oleh perkebunan teh yang tumbuh subur, dimanfaatkan berkat lokasinya yang berada di ketinggian yang cukup tinggi, memberikan udara yang sejuk dan ideal bagi tanaman teh.

Profil Gunung Arjuno

Profil Gunung Arjuno

Nama

Gunung Arjuno

Tinggi

3.339 mdpl

Tipe

Stratovolcano tipe A

Wilayah

Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kab. Malang

Pengelolaan

Taman Hutan Raya Raden Soerjo

Letusan Terakhir

1952

Puncak

Puncak Ogal Agil

Sumber mata air

Dekat Pos 2

Camp Ideal

Pos 3, Pos 4

Durasi Pendakian Normal

2 Hingga 3 Hari

Transportasi Menuju Lawang

Transportasi Menuju Lawang

Menyusuri perjalanan menuju Lawang, langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah mencari sarana transportasi yang dapat membawa kalian ke Pasar Lawang. Pasar Lawang terletak cukup dekat dengan titik awal pendakian, sehingga merupakan pilihan yang nyaman untuk memulai petualangan kalian. Jika kalian berangkat dari Surabaya, kalian dapat menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi dan berhenti di stasiun Lawang. Setelah tiba di stasiun Lawang, kalian dapat mencari sarana transportasi lain yang dapat membawa kalian ke Pasar Lawang, seperti ojek, angkot, atau opsi lainnya yang tersedia.

Setelah tiba di Pasar Lawang, kalian perlu mencari angkutan umum yang dapat membawa kalian ke desa Wonorejo atau pos pendakian Lawang Wonorejo. Penting untuk diingat bahwa angkutan umum hanya tersedia pada siang hari untuk perjalanan dari Pasar Lawang ke desa Wonorejo. Jika kalian sudah menggunakan ojek sejak awal, disarankan untuk melanjutkan perjalanan kalian langsung hingga mencapai desa Wonorejo. Tempat wisata alam lainnya → Air Terjun Kanabu Wai, Pesona Tersembunyi Air Terjun Indah di Sumba

Pos Pendakian Arjuno Via Lawang

Pos Pendakian Arjuno Via Lawang

Pos Registrasi

Melangkah dari pos registrasi hingga mencapai pos 1, perjalanan kalian akan dipenuhi dengan pemandangan yang didominasi oleh perkebunan yang melingkupi sekitarnya. Di sepanjang rute ini, kalian akan menemui sebagian besar perkebunan teh yang tersebar dengan pemandangan trek yang mayoritas landai. Selain itu, udara sekitar terasa sangat sejuk berkat kehadiran pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Dalam perjalanan yang kalian tempuh dari pos registrasi hingga pos 1, diestimasikan waktu yang diperlukan sekitar satu jam tanpa memperhitungkan waktu istirahat.

Pos 1 Alang-Alang

Setelah menjelajahi jalur pendakian selama sekitar satu jam dari pos registrasi, kalian akan tiba di pos 1 yang dikenal sebagai Alang-Alang. Mengapa dinamakan Alang-Alang? Karena sekitar pos ini dipenuhi dengan tumbuhan alang-alang yang melambai-lambai. Dalam perjalanan lanjutan dari pos 1 ke pos 2 yang disebut Lincing, diperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah sekitar satu setengah jam tanpa adanya istirahat.

Selama perjalanan yang melintasi pos 1 hingga pos 2, kalian akan disajikan dengan pemandangan yang melimpah ruah oleh pohon-pohon buah seperti alpukat, rambutan, dan jenis buah-buahan lainnya. Jangan sampai tergoda, teman-teman, untuk mengais rasa di tengah perjalanan.

Pos 2 Lincing

Berbeda dengan pos 1, di pos 2 kalian akan menemukan keberadaan bangunan sementara yang terbuat dari kayu. Bangunan ini merupakan pos jaga atau pos pantau yang telah disiapkan oleh pihak pengelola gunung Arjuno.

Pos ini memiliki peran penting dalam memenuhi segala kebutuhan yang terkait dengan pengelolaan gunung. Misalnya, saat kegiatan pemantauan aktivitas pendakian dilakukan, pos ini digunakan sebagai tempat istirahat sementara. Selain itu, dalam situasi darurat seperti pencarian pendaki yang hilang, pos ini menjadi pos peristirahatan bagi tim SAR.

Selain itu, dari pos 2, jalur pendakian mulai menjadi semakin curam. Terutama saat musim hujan, treknya menjadi sangat licin dan berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi kalian untuk menggunakan sepatu yang sesuai saat melakukan pendakian. Langkah berikutnya adalah mencapai pos Mahapena yang diperkirakan dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam tanpa adanya istirahat.

Pos 3 Mahapena

Berada di pos 3, kalian akan merasakan sedikit keterbukaan area karena minimnya pohon-pohon yang menjulang tinggi. Keadaan ini menyuguhkan pemandangan yang menarik karena tidak ada halangan dari pohon-pohon tersebut. Namun, perlu diingat untuk tetap berhati-hati, karena jalur pendakian di pos 3 ini cukup terjal. Pastikan untuk menjaga jarak aman dari sisi jurang sebagai langkah persiapan, sehingga jika terpeleset, kalian masih memiliki jarak yang cukup aman dari tepi jurang.

Di samping itu, di pos 3, kalian akan menemukan sabana yang luas dengan tumbuhan yang didominasi oleh alang-alang yang menjulang tinggi. Perjalanan selanjutnya akan menuju pos 4, yang dikenal sebagai pos Gombes, dengan estimasi waktu tempuh sekitar tiga jam tanpa adanya istirahat.

Pos 4 Gombes

Tiba di pos 4 yang dikenal sebagai Gombes, kalian akan disambut dengan jalur yang semakin berbatu. Di samping itu, kawasan ini juga mulai dipenuhi oleh pepohonan cemara yang tinggi, yang memberikan beberapa sektor jalur pendakian perlindungan dari sinar matahari dan menjadi tempat yang cocok untuk istirahat sejenak.

Selama perjalanan dari pos 4 Gombes menuju pos berikutnya, kalian akan menghadapi berbagai tanjakan terjal dengan formasi batuan yang dominan. Namun, yang perlu diingat adalah, setelah memasuki pos 4, kalian akan memasuki kawasan yang dikenal sebagai Cemoro Sewu, yang secara harfiah berarti “Seribu Cemara” karena memang kawasan ini dipenuhi oleh pohon cemara yang menjulang tinggi.

Kawasan ini juga dikenal sebagai Alas Lali Jiwo, tiga kata yang memiliki makna dalam bahasa Jawa. “Alas” berarti hutan, “lali” berarti lupa, dan “jiwo” berarti jiwa. Konon, terdapat banyak cerita yang mengisahkan bahwa banyak pendaki yang merasa kehilangan arah dan kehilangan diri di kawasan ini.

Jika melihat dari segi medan, cerita tersebut tidaklah berlebihan. Dengan banyaknya pohon cemara yang tertata rapi, saat kalian melihat ke kiri, kanan, depan, atau belakang, semuanya terlihat serupa. Hal ini dapat sangat membingungkan jika kalian keluar dari jalur pendakian. Oleh karena itu, penting untuk tetap fokus dan tidak keluar dari jalur pendakian.

Dari pos 4 Gombes menuju puncak Ogal-Agil, diperlukan waktu sekitar dua jam tanpa adanya istirahat. Oleh karena itu, penting untuk memperkirakan waktu dengan baik. Selama melakukan summit attack, jangan terburu-buru! Tetaplah fokus pada jalur pendakian dan tetap berhati-hati.

Puncak Ogal-Agil

Puncak Ogal-Agil

Di puncak Ogal-Agil, kawasan ini dipenuhi oleh formasi batuan yang disusun secara khusus untuk menahan lereng. Oleh karena itu, bagi kalian yang ingin mengambil foto di puncak, disarankan untuk tidak terlalu mendekati tepi batuan.

Karena area puncaknya terbuka, penting bagi kalian untuk menggunakan jaket saat menuju puncak, meskipun kondisi tidak berangin. Ini adalah langkah pencegahan jika cuaca tiba-tiba berubah di puncak, terlebih karena kecepatan angin di puncak dapat bervariasi tanpa harus ada hujan atau awan mendung. Wisata yang lagi hits → I’AMpelgading Homeland Semarang

Total Waktu Pendakian

Total waktu pendakian gunung Arjuno via Lawang diperkirakan membutuhkan sekitar 16 jam. Namun, penting untuk diingat bahwa waktu tersebut hanya mencakup waktu perjalanan tanpa memperhitungkan waktu istirahat, tidur, makan, dan kegiatan lainnya.

Dalam rekomendasi kami, jika kamu berencana untuk mendaki gunung Arjuno, kami menyarankan agar meluangkan waktu selama 3 hari dan 2 malam. Dengan jadwal ini, kamu dapat mendaki dengan santai tanpa adanya keterburu-buruan. Mengingat jalur pendakian di gunung Arjuno didominasi oleh hutan, sangat penting untuk menghindari tergesa-gesa. Menikmati perjalanan secara perlahan akan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan. Oleh karena itu, jadwal 3 hari 2 malam sangat direkomendasikan.

Tips Mendaki Gunung Arjuno via Lawang

Tips Mendaki Gunung Arjuno via Lawang

Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendaki Gunung Arjuno via Lawang:

1. Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang lengkap:

Pastikan kamu membawa peralatan dan perlengkapan yang sesuai dan lengkap untuk mendaki gunung, termasuk pakaian yang nyaman, sepatu yang kokoh, perlengkapan tidur, peralatan penerangan, dan perlengkapan medis. Hal ini akan memberikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

2. Bawalah cukup persediaan air:

Di sepanjang jalur pendakian, sumber air sangat terbatas, dan treknya sangat menanjak. Pastikan untuk membawa persediaan air yang cukup untuk kebutuhanmu selama perjalanan. Hal ini sangat penting untuk menjaga hidrasi tubuhmu di lingkungan yang menuntut seperti pendakian gunung.

3. Manfaatkan truk pengangkut teh:

Dari basecamp menuju Pos 1, jika beruntung, kamu dapat menumpang di truk pengangkut teh yang tersedia. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi perjalanan awal dan memberikan sedikit kenyamanan.

4. Hindari memulai pendakian malam hari di area kebun teh:

Jika tidak memahami jalur dengan baik, sebaiknya hindari memulai pendakian di malam hari di area kebun teh. Jalur dapat menjadi membingungkan dan sulit diikuti saat kondisi gelap. Lebih baik menunggu hingga pagi hari untuk memulai pendakian dengan visibilitas yang lebih baik.

5. Hargai mitos dan kepercayaan lokal:

Gunung Arjuno dikenal sebagai gunung yang sakral dengan berbagai mitos dan kepercayaan yang melekat. Penting untuk menghormati mitos tersebut, seperti mematuhi larangan menggunakan baju berwarna merah, menghindari melakukan pendakian saat sedang berhalangan (menstruasi), dan menghormati pantangan-pantangan lain yang ada dalam kepercayaan lokal.

Dengan mengikuti kiat-kiat ini, diharapkan kamu dapat menjalani pendakian Gunung Arjuno via Lawang dengan lebih lancar, aman, dan menghormati lingkungan serta kepercayaan lokal.

Peta Lokasi

You May Also Like

About the Author: Hud Ozil

Seorang Jurnalis Perjalanan (Travel Writer)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *